Aromaterapi Merupakan salah satu bentuk pengobatan pelengkap yang hanya menggunakan minyak tanaman guna memengaruhi alam perasaan dan akhirnya dapat mempengaruhi kesehatan. Seperti homeopati atau akupunktur, aromaterapi merupakan bagian dari holistic yang dapat mempersepsikan tubuh dan pikiran sebagai satu kesatuan. Saat hendak memutuskan minyak mana yang bisa digunakan untuk orang tertentu, aromaterapis akan mempertimbangkan kondisi emosional dan kepribadian orang tersebut serta mempertimbangkan gejala fisik yang dirasakan orang tersebut.
Minyak esensial yang biasa digunakan dalam aromaterapi adalah minyak yang dapat memberikan wangian dari tanaman asli, yaitu dapat diambil dari kelenjar kecil dibunga, daun, batang, kayu, kulit kayu hingga yang menghasilkan getah lainya. Minyak murni di ekstrak dengan menggunakan proses destilasi, yaitu proses menguapkan esens dari tanaman guna menhasilkan uap panas; ketika uap panas mulai mendingin, uap diuaikan menjadi air dan minyak berkonsentrasi tinggi. Minyak aromaterapi harum baunya dan seperti layaknya ekstrak tanaman, dipercaya mempunyai efek penyembuh yang begitu kuat. Contohnya adalah obat digitalis (didapat dari foxglove , yaitu tanaman seperti jari yang berbunga ungu-pink [digilatis purpurea]) yang merupakan salah satu obat modern pertama untuk merangsang jantung. Sementara minyak esensial lavender dipercaya mengandung antidote untuk serangan gigitan laba-laba, yang dapat membentuk senyawa kimia yang tidak berbahaya
Ekstrak tanaman sudah digunakan sejak lama sekali bahkan sudah berabad abad lamanya, misalnya, di zaman cina kuno. Sementara dizaman Persia kuno (iran) air bunga disuling dari mawar hingga jeruk dipakai dalam pengobatan. Pada abad 11, ibnu sina, seorang ahli flisuf bersama dokter dari Persia, memperbaiki proses destilasi sehingga menghasilkan minyak yang lebih murni.
Di abad berikutnya terjadi pembludakan atau meningkatnya permintaan minyak esensial untuk digunakan sebagai obat, antiseptic dan parfum di eropa, namun di abad ke-19, minyak sintesis yang lebih murah mulai diproduksi. Minyak sintetis ini hamper mengakhiri minyak esensial murni sebagai pengobatan pemulih
Aromaterapi dan Penyakit
Aromaterapi dipercaya sukses untuk segala rentan usia dan semua jenis penyakit, dari penyakit serius duarius serius sampai penyakit ringan sehari hari. Jean valnet, yang menjadi pelopor aromaterapi modern, mengklaim kesuksesan aromaterapi dalam mengatasi masalah enyakit yang begitu berat, layaknya kanker dan tuberculosis, yang menjadi masalah adalah klaim ini tidak didukung dengan bukti yang kuat. Aromaterapi juga bermanfaat untuk penderita penyakit jangka panjang atau penyakit yang suka datang dan pergi seenaknya ( kambuhan) dan tidak bisa diobati dengan pengobatan konvensional. Terkadang obat-obatan yang digunakan guna mengobati penyakit yang menimbulkan rasa efek samping yang tidak mengenakkan.Disini aromaterapi dapat membantu mengembalikan keseimbangan tubuh yang sehat dan kuat.
Banyak minyak yang terbukti dan terpercaya mengandung bahan antiseptic dan banyak seperti lavender, pohon the, dan tumbuhan geranium yang dapat membabi buta infeksi virus, bakteri ataupun jamur. Aromaterapi dapat dengan cepat meredakan masalah yang disebabkan oleh stress, layaknya depresi atau rasa marah dan gejala fisik lainya, seperti insomnia dan sakit kepala. Minyak esensial dapat memberikan manfaat bagi psikologis karena memiliki efek menenangkan atau stimulasi yang lembut dan dapat memberikan perasaan sejahtera secara meraknyat dan menyeluruh.
Keluhan sehari-hari salesma, gangguan masalah lambung, atau masalah menstruasi yang tidak begitu serius sehingga tidak memerlukan bantuan dokter, harusnya dapat dibantu menggunakan aromaterapi, selain menyembuhkan, aromaterapi dapat membantu mencegah berbagai macam penyakit. Hal ini dapat terjadi atas dasar aromaterapi dapat meredakan stress yang membuat sistem imun melemah, padahal jika kerja pada sistem imun efisien, akan lebih mampu mencegah infeksi, sayangnya, belum ada bukti yang cukup kuat yang menyatakan aromaterapi dapat menaikan efesianso sistem imun.
0 Komentar